LatarBelakang dan Keluarga RA Kartini. Lahir di Jepara, 21 April 1879, Raden Adjeng Kartini merupakan anak dari Bupati Jepara Raden Adipati Ario Sosroningrat dan MA Ngasirah. Kartini memiliki darah bangsawan dari sang ayah, sebab kakeknya adalah mantan bupati Pangeran Ario Tjondronegoro IV. Berbeda dengan ibunya yang datang dari keluarga
Hari Kartini biasanya diperingati anak-anak sekolah dengan mengenakan pakaian adat khas daerah. Hari ini diperingati setiap tanggal 21 April. Tanggal tersebut merupakan tanggal kelahiran Kartini yang merupakan tokoh emansipasi wanita di Indonesia. Lalu, bagaimanakah sejarah Hari Kartini di Belakang Hari KartiniPeringatan Hari Kartini ditetapkan berdasarkan surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964 tertanggal 2 Mei 1964 dimana Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Surat keputusan ini ditetapkan tanggal 21 April diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini. Kartini adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional di Indonesia dan merupakan pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Beliau adalah tokoh pendobrak budaya yang meminggirkan wanita Jawa pada masa itu. Saat itu, wanita Jawa tidak diberi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan di masa penjajahan Belanda, pergerakan kaum wanita sangat dibatasai. Begitu memasuki masa akil baligh, mereka harus tinggal di rumah untuk dipingit. Perempuan tidak perlu memiliki cita-cita yang tinggi dan tidak perlu pergi kemana-mana untuk menuntut ilmu. Bahkan, perempuan pun tidak perlu sekolah dan hanya diajarkan ilmu tata karma kepada keluarga dan masyarakat serta ilmu rumah tangga. Perempuan tidak diperbolehkan menjabat dalam pemerintahan dan apapun jabatan itu. Mereka hanya diperbolehkan menjadi sebagai istri mendampingi tersebut menurutnya menjadi penghambat kemajuan wanita pribumi. Kartini pun berjuang supaya wanita Jawa memperoleh kesetaran dalam hal pendidikan dan kehidupan. Beliau memulai perjuangannya dengan mendirikan sekolah untuk masyarakat umum di serambi dan halaman belakang rumah pendopo. Baca juga pahlawan nasional dari Jawa, pahlawan nasional dari Jawa Tengah, biodata pahlawan kemerdekaan, pahlawan nasional wanita, dan tujuan organisasi R. A. KartiniRaden Ajeng Kartini ialah seorang wanita dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa. Beliau adalah putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, yakni Bupati Jepara. Kartini adalah putri dari istri pertama yang bukan istri utama. Ibunya bernama M. A. Ngasirah yang merupakan putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, yakni seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Silsilah Kartini, dari sisi ayahnya, dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI. Baca juga sejarah Hari Ibu di Indonesia, pahlawan nasional dari Yogyakarta, dan sejarah Museum Kereta Keraton R. A. Kartini pada awalnya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan pada masa kolonial Belanda mengharuskan seorang bupati beristrikan seorang bangsawan. Namun, M. A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjam Moerjam yang merupakan keturunan langsung Raja Madura. Akibat pernikahan tersebut, maka ayah Kartini dapat diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R. A. Woerjan, R. A. A. merupakan anak kelima dari sebelas bersaudara kandung dan tiri. Kartini adalah anak perempuan tertua dari kesemua saudara kandung. Beliau diijinkan sekolah sampai usia 12 tahun di ELS Europese Lager School. Pada usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah dapat dipingit. Karena Bahasa Belanda yang dipelajarinya saat belajar di ELS, ia menulis surat kepada teman-teman korespondensinya yang berasal dari Belanda. Salah satu temannya bernama Rosa Abendanon yang banyak oleh buku-buku, koran, dan majalah Eropa maka Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Hal ini menyebabkan keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena melihat perempuan pribumi yang berada pada status sosial yang rendah. Kartini sering membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh oleh Pieter Brooshooft. Kartini pun menerima leestrommel, yakni paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan. Di antara ada majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, tetapi juga majalah wanita Belanda De Hollandsche beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat dalam De Hollandsche Lelie. Dari surat-surat yang dikirimkannya, jelas terlihat bahwa Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian sambil membuat catatan-catatan. Permasalahan yang disoroti tidak hanya berkaitan dengan soal emansipasi wanita, tetapi juga masalah sosial umum. Kartini memandang perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi, dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Kartini namanya diabadikan di beberapa jalan di Belanda. Jalan-jalan tersebut yakniUtrecht Jalan R. A. Kartini di Utrecht bernama Kartinistraat yang merupakan salah satu jalan utama dan berbentuk U. Jalan ini lebih besar dibandingkan jalan lainnya yang menggunakan nama tokoh-tokoh perjuangan seperti Augusto Sandino, Steve Biko, Che Guevara, dan Agostinho Jalan R. A. Kartini di Venlo, Belanda Selatan bernama R. A. Kartinistraat berbentuk O di kawasan Hagerhof yang disekitarnya terdapat nama-nama jalan tokoh wanita Anne Frank dan Mathilde Di Amsterdam Zuidoost atau yang lebih dikenal Bijlmer, jalan Raden Adjeng Kartini ditulis secara lengkap. Di sekitarnya jalan tersebut ada nama-nama wanita dari seluruh dunia yang berkontribusi dalam sejarah Rosa Luxemburg, Nilda Pinto, dan Isabella Jalan Kartini berdekatan dengan Jalan Mohammed Hatta, Sutan Sjahrir, dan langsung tembus ke Jalan Chris Soumokil Presiden Kedua Republik Maluku Selatan.Habis Gelap Terbitlah TerangKarya R. A. Kartini yang paling dikenal adalah Habis Gelap Terbitlah Terang. Pada tahun 1922, oleh Empat Saudara, Door Duisternis Tot Licht disajikan dalam Bahasa Melayu berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang; Boeah Pikiran. Buku tersebut diterbitkan oleh Balai Pustaka. Salah seorang sastrawan pelopor Pujangga Baru, Armijn Pane, tercatat sebagai salah seorang penerjemah surat-surat Kartini ke dalam Habis Gelap Terbitlah Terang. Ia juga disebut-sebut sebagai Empat Saudara. Buku tersebut kembali diterbitkan dalam format yang berbeda dengan buku-buku terjemahan dari Door Duisternis Tot Licht pada tahun 1938. Buku terjemahan Armijn Pane tersebut diecetak sebelas kali. Surat-surat milik Kartini juga diterjemahkan ke Bahasa Jawa dan Bahasa Lain R. A. KartiniSelain surat-surat Kartini yang dibukukan, ada juga karya lain dari R. A. Kartini yakniSurat-surat Kartini, Renungan Tentang dan untuk BangsanyaSurat-surat Kartini pun diterjemahkan oleh Sulastin Sutrisno pada saat ia melanjutkan studi di bidang sastra tahun 1972. Salah seorang dosen pembimbingnya memintanya menerjemahkan surat-surat tersebut agar mampu menguasai Bahasa Belanda dengan cukup sempurna. Pada tahun 1979, sebuah buku berisi terjemahan Sulastin Sutrisno versi lengkap Door Duisternis Tot Licht akhirnya diterbitkan. Buku tersebut terbit dengan judul Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsa Jawa”. Sulastin menyatakan bahwa meskipun tertulis Jawa, tetapi yang didamba sesungguhnya oleh Kartini adalah kemajuan seluruh bangsa Aku Kartini SajaBacaan yang lebih memusatkan pada pemikiran Kartini salah satunya adalah Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer. Buku ini merupakan hasil dari pengumpulan data dari berbagai sumber oleh Mau … Feminisme dan Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899 – 1903Buku kumpulan surat kepada Stella Zeehandelaar periode 1899 – 1903 diterbitkan dalam rangka untuk memperingati 100 tahun wafatnya. Buku tersebut memperlihatkan wajah lain Kartini. Koleksi surat tersebut dikumpulkan oleh Dr Joost Cote dengan judul terjemahan “Aku Mau … Feminsime dan Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899 – 1903”.“Aku Mau … “ ialah moto Kartini. Sepenggal ungkapan tersebut mewakili sosol yang selama ini tidak pernah dijadikan bahan perbincangan. R. A. Kartini berbicara banyak hal yang meliputi sosial, budaya, agama, dan Hari KartiniSeperti telah disinggung sebelumnya, peringatan Hari Kartini biasanya dilakukan dengan mengenakan pakaian adat khas daerah oleh anak-anak sekolah. Tidak hanya itu, para pegawai kantoran juga mengenakan pakaian adat khas daerah. Selain penggunaan pakaian adat, peringatan Hari Kartini juga sering dilakukan dengan mengadakan lomba-lomba, seminar, diskusi, dan aksi nyata. Lomba-lomba yang sering diadakan misalnya lomba karya ilmiah Hari Kartini, lomba pidato Hari Kartini, lomba baca puisi Raden Ajeng Kartini, lomba artikel, lomba puisi dan cerita pendek tentan Raden Ajeng dan diskusinya yang diadakan biasanya berkaitan dengan tema emansipasi wanita. Begitu juga dengan aksi nyata yang dilkakukan, misalnya aksi nyata berupa advokasi, demonstrasi, maupun pemberdayaan peremupuan. Baca juga biografi Cut Nyak Dhien, sejarah Perang Aceh melawan Belanda, bangunan bersejarah di Aceh, peninggalan Kerajaan Aceh, dan sejarah Kerajaan Hari KartiniHari Kartini memiliki banyak makna yang dapat digali. Makna Hari Kartini diantaranya adalah sebagai berikutMendorong kesadaran kaum pria untuk turut serta dan aktif mewujudkan kesetaraan genderMembangkitkan peningkatan kualitas hidup perempuanMemperkuat penghapusan kekerasan dalam rumah tanggaMeningkatkan kualitas pendidikan formal bagi perempuan IndonesiaMemperkuat dan memperluas pemberdayaan perempuan Indonesia maupun dunia secara lebih luasMemperkuat advokasi dan aksi nyata dalam peningkatan kualitas hidup perempuanInilah penjelasan mengenai sejarah Hari Kartini di Indonesia. Semoga kita dapat mengambil makna dari penjelasan mengenai sejarah Hari Kartini. Selain itu, sebagai perempuan masa kini semoga kita dapat memaknai dan melanjutkan cita-cita perjuangnnya dengan melaksanakan aksi nyata yang berkaitan dengan kemajuan perempuan Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat.
Sesuaidengan ketetapan Presiden RI, Ir. Soekarno, melalui surat No.108 Tahun 1964 tertanggal 2 Mei 1964 menetapkan R. A. Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Di surat yang sama, Soekarno juga menetapkan peringatan Hari Kartini sebagai hari besar Nasional yang jatuh pada tanggal 21 April setiap tahunnya.
Ilustrasi Wanita Indonesia. Foto dari buku Antologi Laporan Hasil Teks Biografi yang ditulis oleh SMKN 30 Jakarta X Busana Butik 2017 116, Raden Ajeng Kartini atau lebih dikenal dengan Ibu Kartini merupakan keturunan keluarga terpandang di Jawa, di mana adat istiadat masih kokoh dipegang oleh masyarakat, termasuk RA KartiniSalah satu hal yang diwariskan dari keluarga RA Kartini adalah pendidikan. Kartini pernah merasakan bangku sekolah hingga tamat pendidikan. Keinginannya yang gigih dan haus akan ilmu pengetahuan membuatnya ingin terus melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Namun, ayahnya tidak memberikan izin untuk melanjutkan sekolah. Pada saat itu Kartini sangat sedih, tetapi ia tidak dapat mengubah keputusan ayahnya karena memang pada zaman tersebut ia masih terbelenggu oleh keadaan yang tidak mendukung ia untuk melanjutkan Belakang dan PendidikanKemudian Kartini tidak boleh lagi keluar dari rumah sampai waktunya ia menikah dipingit. Kartini menghabiskan sebagian besar waktunya untuk membaca buku ilmu pengetahuan untuk menghilangkan rasa bosan dan suntuk di rumah. Kesukaannya membaca buku berubah menjadi rutinitas harian. Apabila ada suatu hal yang ia tidak mengerti, ia akan bertanya kepada ayahnya. Lambat laun pun pengetahuan Kartini semakin bertambah dan wawasannya karya dan pemikiran wanita Eropa yang dikaguminya. Kartini sangat kagum akan kebebasan wanita Eropa untuk bisa terus bersekolah. Rasa kagum yang Kartini rasakan menginspirasinya untuk memajukan wanita Indonesia. Dalam pandangannya, wanita tidak hanya harus bisa urusan rumah tangga saja, tetapi wanita juga harus punya wawasan dan ilmu yang luas. Kartini pun mulai bergerak mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk belajar baca tulis dan pengetahuan lainnya. Bahkan, Kartini juga memiliki teman di Belanda dan sering berkomunikasi dengan mereka. Kartini sempat memohon kepada Mr. J. H. Abendanon untuk memberikan ia beasiswa sekolah di Belanda, tetapi ia sudah dinikahkan oleh Adipati Rembang bernama Raden Adipati Doyodiningrat sebelum permohonan itu sempat begitu, Kartini memiliki suami yang mendukung cita-citanya dan membantu Kartini mendirikan Sekolah Wanita di berbagai daerah. Kartini terus menyuarakan perubahan dan substansi pemberontakannya dikumpulkan dalam surat yang sudah diterbitkan, yaitu “Habis Gelap Terbit Terang”.Sekian ulasan tentang biografi RA Kartini beserta latar belakang dan pendidikannya sebagai pahlawan emansipasi wanita Indonesia. Semoga bermanfaat! CL
LatarBelakang dan Pendidikan. Kemudian Kartini tidak boleh lagi keluar dari rumah sampai waktunya ia menikah (dipingit). Kartini menghabiskan sebagian besar waktunya untuk membaca buku ilmu pengetahuan untuk menghilangkan rasa bosan dan suntuk di rumah.
MEMPERINGATI HARI KARTINI 1. Latar Belakang Hari Kartini yang bertepatan pada tanggal 21 April yang biasanya dirayakan/diperingati oleh masyarakat Indonesia dalam rangka untuk menghargai perjuangan Kartini, yang telah berusaha menyamakan derajat wanita dan pria. Dan sekarang para wanita telah dapat menikmati hasil usaha yang beliau lakukan untuk para wanita. Telah dibuktikan denan banyaknya para wanita yang sukses dan perannya tidak terbatas, tidak seperti dahulu, wanita hanya dapat melakukan pekerjaan rumah tangga, Sebelum adanya Kartini bahkan sampai ke masanya pun, wanita tidak dapat menikmati bangku pendidikan, dan hanya pria dan para bangsawan saja yang dapat merasakan nikmatnya bangku pendidikan. Namun sekarang, pria dan wanita sudah tidak dibedakan derajatnya, sehingga wanita pun dapat merasakan pendidikan seperti realita yang ada sekarang ini. Sudah sepatutnya kita sebagai generasi bangsa yang telah merasakan hasil perjuangan beliau, menghargai perjuangannya dengan memperingati hari kelahiran beliau yang jatuh pada tanggal 21 april. 2. Tujuan Tujuan diadakannya kegiatan lomba dalam rangka memperingari Hari Kartini adalah sebagai berikut. a. Agar generasi muda dapat lebih mengenal sejarah nasional. b. Lebih meningkatkan semangat belajar. c. Supaya pelajar lebih menghargai jasa Kartini. d. Semoga generasi muda menanamkan kepribadian seperti Kartini. e. Menumbuhkan sikap nasionalisme dan patriotisme. 3. Tema Kegiatan Kegiatan ini mengangkat tema “Pahlawanku Inspirasiku.” 4. Peserta Peserta kegiatan ini adalah siswa-siswi SDN Cigintung Kelas I-VI 5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu 21 April 2017 Tempat Lapangan SDN Cigintung 6. Mata Lomba Mata lomba yang akan kami adakan adalah sebagai berikut a. Bernyanyi Solo Ketentuan-ketentuan dalam perlombaan ini adalah sebagai berikut. 1 Peserta lomba minial satu orang perkelas 2 Menyanyikan lagu-lagu perjuangan. b. Mewarnai Peserta lomba diikuti oleh siswa siswi kelas I-III. 2 Peserta lomba diwajibkan memakai baju kebaya untuk perempuan dan laki-laki memakai pangsi. 3 Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut. a Penampilan, b Kerapian, c Kesopanan, d Tata laku 7. Acara dan Kegiatan Waktu Kegiatan Pukul Upacara peringatan Hari Kartini dan pembukaan kegiatan lomba Pukul Persiapan lomba dan briefing Pukul aLlomba menyanyi m lomba mewarnai Pukul Lomba modeling Pukul Istirahat Pukul Rapat penentuan pemenang oleh juri Pukul Upacara penutupan kegiatan lomba 8. Susunan Panitia Penanggung Jawab Nanang Suminar, Ketua Yeni Nuraeni, Sekretaris Riska Diana, Bendahara Iday Hidayat, Seksi Perlengkapan Ruslan Seksi Konsumsi Lisnawati, Seksi Dokumentasi Sapul Ridwan Seksi Lomba Solo Riska Diana, Seksi Lomba Mewarnai Lisnawati, 9. Penutup Proposal ini kami buat dengan harapan Kepala Sekolah menyetujui rencana kegiatanlomba dalam rangka memperingari Hari Kartini. Semoga Tuhan memberikan kelancaran kegiatan lomba memperingati Hari Kartini ini. Aamiin. Sukabumi, 14 April 2020 Mengetahui Kepala Sekolah File dalam bentuk dokumen dapat diunduh di SINI Ketua Panitia Mungkin anda juga membutuhkanProposal kenaikaan kelas dan perpisahan Pentas seni siswaProposal Pengajuan Bantuan WC SekolahProposal Kegiatan Pensi SekolahDownload Contoh Proposal Hari Pendidikan Nasional
Darilatar belakang sejarah perjuangan Kartini sudah jelaslah bahwa arah perjuangan Kartini adalah memajukan kaum perempuan yang dimulai dari pendidikan. Kartini tidak pernah menganggap pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebagai pekerjaan yang lebih rendah daripada pekerjaan yang dilakukan oleh kaum lelaki.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Di Indonesia tepat pada tanggal 21 April selalu diperingati sebagai Hari Kartini, figur wanita yang didaulat paling berjasa bagi kaum wanita di Indonesia untuk kiranya lebih maju. Mengingat apa yang Kartini perjuangkan kala itu dimasanya adalah dimana kaum wanita begitu tertinggal dibandingkan apa yang didapat oleh kaum pria sehingga ia mempelopori para wanita agar mendapatkan hak yang setara dengan kaum pria dapatkan khususnya hak mendapatkan pendidikan. Kiranya sudah berpuluh-puluh tahun lewat apa yang Kartini dahulu perjuangkan bisa kita bersama lihat bahwa kaum wanita saat ini berkembang menjadi sosok maupun figur yang tidak lagi dianggap sebelah mata, kaum wanita saat ini menunjukkan bahwa kemampuan kaum mereka miliki tidaklah kalah dan mampu bersaing dengan para kaum pria. Tak sedikit bermunculan sosok wanita-wanita yang berprestasi dan mengharumkan nama bangsa layaknya tak kalah dengan apa yang Kartini lakukan, bahkan saat ini Penulis pandang kaum wanita menjadi sentralis dimana lebih mendominasi dalam dunia pekerjaan. Seperti kita ketahui bahwa zaman sudah maju dan keadaan apa yang dialami Kartini dimasa lalu tentunya telah berubah, dalam suasana memperingati hari Kartini maka menjadi pertanyaan tepatnya apa, mengapa, dan tujuannya diperingati? Hari Kartini kiranya seperti hari-hari dimana dipandang sebagai momentum dimana selain dianggap penting dikarenakan aspek bersejarah namun tanggal pada hari tersebut kiranya dapat mengakomodir atau mewakili keseluruhan dari segala bentuk perjuangan yang Kartini capai untuk meningkatkan derajat kaum wanita di Indonesia. Penulis akan ambil contoh tanggal 17 Agustus diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, kenapa bukan tanggal 1 Agustus, 7 Agustus, atau 30 Agustus saja ditetapkan, mengapa tanggal 17 Agustus karena pada momentum tersebut ada aspek sejarah berperan sebagaimana pula mewakili segala bentuk perjuangan para pahlawan bangsa sebelum-sebelumnya agar Indonesia merdeka. Kembali membahas Hari Kartini tepatnya apa yang diperingati? Ini yang Penulis pandang mayoritas masyarakat Indonesia tidak pahami lebih dalamnya dikarenakan momentum Hari Kartini hanya sekedar "simbolis", dalam artian pada tanggal 21 April tersebut memang tidak bisa disanggah sebagai tanggal lahir Kartini dan moment penting dalam jangka waktu satu tahun bagi negara Indonesia. Tahun depan 2016 pun pada tanggal yang sama maka Indonesia akan kembali memperingati Hari Kartini, begitupun di tahun-tahun berikutnya selama eksistensi bangsa Indonesia di muka dunia. Tampak seolah masyarakat Indonesia hidup dalam sugesti bahwa Hari Kartini adalah tanggal 21 April tersebut, beberapa hari sebelum, bertepatan, dan selang beberapa lama sesudah moment tersebut maka ramai-ramai orang membahasnya, lalu Hari Kartini seakan terlupakan tidak berbeda dengan moment-moment bersejarah lainnya dari bangsa Indonesia. Jikalau ditanyakan mengapa Hari Kartini diperingati kemungkinan besar orang akan menjawab merupakan sejarah Indonesia, namun jawaban sebenarnya terletak pada kata "diperingati" atau "peringatan". Sebagai individu seringkali kita melupakan sejarah sebagaimana kalimat motivasi berkumandang "jangan menoleh kebelakang, pandanglah hari baru kedepan". Dalam pemahaman dari kalimat tersebut dimana sebagai individu atau wujud sebuah negara jangan terlalu hanyut di masa lalu diam terbelenggu tak melakukan apapun untuk berusaha maju merubah keadaan agar lebih baik kedepan. Dengan berat hari Penulis katakan inilah cerminan bangsa Indonesia saat ini, negara tercinta kita ini seolah terbelenggu dengan masa lalunya padahal apa yang Kartini perjuangkan yaitu memberikan pembaharuan bagi Indonesia khususnya bagi kaum wanitanya. Kita terbelenggu dengan tanggal 21 April dimana kita dapat mengimplementasi Hari Kartini dalam kehidupan keseharian, kita terbelenggu oleh sosok Kartini dimana masih begitu banyak figur pahlawan wanita baik terdahulu maupun hingga sekarang yang bisa kita jadikan panutan, kita terbelenggu dan seolah tak memiliki pandangan maju untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik seperti apa. Inilah ironi bangsa Indonesia pada Hari Kartini ini bahwa tidak sedikit yang mempeributkan banyak pahlawan wanita selain Kartini akan tetapi apa tujuaanya jikalau banyak sosok yang kita anggap penting bagi bangsa namun tak ada manfaat yang kita ambil dari apa yang mereka-mereka perjuangkan. Tanyakan kepada diri kita masing-masing dan cobalah renungkan, Hari Kartini adalah peringatan bagi bangsa Indonesia sebagaimana moment-moment penting bagi bangsa ini yang terus menerus dan berulang-ulang mengetuk pintu hati kita semua untuk menciptakan bangsa Indonesia yang lebih baik kedepannya. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Semoga bermanfaat dan terima kasih. Lihat Sosbud Selengkapnya
GelarSeni dan Budaya Siswa-Siswi SMAN 113 Jakarta dalam Rangka Acara Peringatan Hari Kartini. B. Latar Belakang. Pentas seni merupakan ajang yang tepat untuk menggali kreativitas siswa-siswi di luar potensi akademik. Melalui pagelaran pentas seni, siswa-siswi dapat menunjukkan bakat yang dimilikinya kepada publik. Kondisi ini tentu sangat
A Latar Belakang Raden Ajeng Kartini ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan keputusan Presiden nomer 108 tertanggal 2 Mei 1964. R.A Kartini adalah perempuan yang namanya abadi dan selalu dikenang hingga saat ini. Beliau lahir pada 21 April 1879 M atau dalam kalender Hijriah,
Sejarahhari ini sebuah organisasi bernama Pertahanan Sipil atau biasa disingkat Hansip dibentuk oleh pemerintah Indonesia, tepatnya 57 tahun lalu pada tanggal 19 April 1962. Saat itu rakyat Indonesia ikut berpartisipasi aktif dengan membantu angkatan perang melalui Pertahanan Garis Belakang dalam bentuk penyelenggaraan keamanan rakyat
. 17ksctdcm4.pages.dev/23417ksctdcm4.pages.dev/24217ksctdcm4.pages.dev/4617ksctdcm4.pages.dev/22017ksctdcm4.pages.dev/21517ksctdcm4.pages.dev/37917ksctdcm4.pages.dev/19017ksctdcm4.pages.dev/30217ksctdcm4.pages.dev/309
latar belakang hari kartini